Diagramentalpi tahap-tahap reaksi sebagai berikut. Berdasarkan diagram perubahan entalpi tersebut, maka H untuk reaksi S (s) + O2 (g) ---> SO2 (g) adalah . a. -593,8 kJ.mol-1 b. - 296,9 k

Perubahan entalpi yang terjadi dalam suatu reaksi dapat digambarkan dalam sebuah diagram perubahan entalpi reaksi diagram tingkat energi. Hukum Hess menerangkan bagaimana hubungan perubahan entalpi Ξ”H pada reaksi yang dapat terjadi dalam dua tahap atau lebih. Hukum Hess menerangkan bahwa fungsi keadaan hanya bergantung pada keadaan awal dan akhir dari pereaksi reaktan dan hasil reaksi produk. Sedangkan jalannya perubahan zat pereaksi menjadi hasil reaksi yang dapat digambarkan dalam diagram perubahan entalpi reaksi tidak memengaruhi besar perubahan entalpi. Misalnya pada suatu reaksi yang mengubah pereaksi A menjadi produk C dengan perubahan entalpi Ξ”H1. Di mana reaksi A β†’ C dapat berlangsung dalam 2 tahap yaitu A β†’ B dan B β†’ C. Perubahan entalpi untuk reaksi Aβ†’B adalah Ξ”H2 dan perubahan entalpi untuk reaksi Bβ†’C adalah Ξ”H3. Menurut percobaan yang dilakukan Germain Hess diperoleh hubungan Ξ”H1 = Ξ”H2 + Ξ”H3 yang sesuai dengan bentuk diagram perubahan entalpi reaksi berikut. Baca Juga Hukum Gay Lussac Hukum Perbandingan Volume Bagaimana bunyi Hukum Hess? Bagaimana penerapan Hukum Hess untuk menghitung Ξ”H dari diagram perubahan entalpi reaksi? Sobat idschool dapat mencari tahu jawabannya melalui ulasan di bawah. Table of ContentsBunyi Hukum HessContoh Penggunaan Hukum Hess Diagram Perubahan Entalpi ReaksiContoh Soal dan PembahasanContoh 1 – Soal Diagram Perubahan Entalpi Reaksi Hukum HessContoh 2 – Soal Diagram Perubahan Entalpi Reaksi Hukum Hess Bunyi Hukum Hess Germain Henry Hess adalah seorang ahli kimia Jerman. Melalui sebuah percobaan, Hess menyimpulkan sebuah pernyataan yang disebut Hukum Hess. Percobaan yang dilakukan Hess melalui manipulasi persamaan termokimia untuk menghitung perubahan entalpi Ξ”H. Hukum Hess Perubahan entalpi standar suatu reaksi kimia hanya ditentukan oleh keadaan awal dan akhir reaksi, tidak tergantung dari jalan untuk mencapai keadaan akhir. Dengan Hukum Hess, perubahan entalpi suatu reaksi mungkin untuk dihitung dari perubahan entalpi reaksi lain yang nilainya sudah diketahui. Dalam penerapannya, ada beberapa prinsip yang peru diperhatikan untuk menentukan nilai perubahan entalpi. Beberapa prinsip perhitungan persamaan termokimia menurut Hukum Hess meliputi poin-poin berikut. Jika suatu persamaan reaksi harus dibalik maka tanda Ξ”H juga dibalik. ContohReaksi H2 g + O2 g β†’ H2O l Ξ”H = –187,8 kJReaksi yang dibalik H2O l β†’ H2 g + O2 g Ξ”H = +187,8 kJ Jika pada penjumlahan reaksi terdapat zat yang muncul pada kedua persamaan dengan fase zat yang sama maka zat tersebut dapat dihilangkan. Contoh Jika ada perkalian koefisien pada suatu reaksi maka nilai perubahan AH juga dikalikan dengan bilangan yang Rekasi KCl s + H2O l β†’ HCl g + KOH s Ξ”H = +203,6 kJReaksi dengan perkalian koefisien 2KCl s + 2H2O l β†’ 2HCl g + 2KOH s Ξ”H = +407,2 kJ Baca Juga Persamaan Laju Reaksi dan Cara Menentukan Nilai Orde Reaksi Contoh Penggunaan Hukum Hess Diketahui perubahan entalpi untuk dua persamaan termokimia berikut.1 C s + O2 g β†’ CO2 g Ξ”H = –393,5 kJ2 CO g + 1/2O2 g β†’ CO2 g Ξ”H = –283,0 kJ Soal Tentukan perubahan entalpi untuk reaksi C s + 1/2Os g β†’ CO g! Penyelesaian Soal perubahan entalpi seperti di atas dapat diselesaikan melalui dua langkah berikut. Langkah 1 susun persamaan reaksi sehingga akan menghasilkan persamaan zat-zat pereaksi di sebelah kiri dan zat-zat produk di sebelah kanan. Pada reaksi yang akan ditentukan gas CO berada di ruas kanan sedangkan pada reaksi 2 persamaan reaksi diketahui untuk gas CO berada di ruas kiri. Sehingga, susunan reaksi 2 perlu dibalik begitu juga tanda Ξ”H juga perlu dibalik. 1 C s + O2 g β†’ CO2 g Ξ”H = –393,5 kJ3 CO2 g β†’ CO g + 1/2O2 g Ξ”H = +283,0 kJ Langkah 2 menggabungkan reaksi dan menjumlahkan perubahan persamaan reaksi 1 dan 3 kemudian dapat diperoleh reaksi C s + 1/2Os g β†’ CO g dengan Ξ”H = –110,5 kJ. Baca Juga Rumus Kadar Zat/Unsur dalam Suatu Senyawa/Larutan Diagram perubahan entalpi reaksi atau yang sering juga disebut dengan diagram tingkat energi menunjukkan perubahan entalpi pada suatu reaksi kimia. Pada diagram perubahan entalpi reaksi umumnya terdapat keterangan pereaksi, produk, dan bersar perubahan entalpi. Antara pereaksi dan produk dihubungkan oleh sebuah anak panah dan disertai keterangan nilai perubahan entalpi. Letak pereaksi pada diagram tingkat energi berada di pangkah anak panah. Sedangkan hasil reaksi produk berada di ujung arah anak panah. Arah anak panah pada reaksi eksoterm menuju ke bawah Ξ”H < 0, sedangkan pada arah anak panah pada reaksi endoterm menuju ke atas Ξ”H < 0. Dalam diagram tingkat energi dapat memuat persamaan reaksi untuk dua tahap atau lebih. Misalnya pada pembakaran metana CH4 untuk menghasilkan gas H2O dan kemudian pengembunan gas H2O untuk keadaan cair. Perubahan entalpi untuk reaksi CH4 g + 2O2 g β†’ CO2 g + 2H2O l adalah Ξ”H1 = –980 kJ. Tahapan reaksi dapat terjadi dengan CH4 g + 2O2 g β†’ CO2 g + 2H2O g dengan Ξ”H2 = –802 kJ, kemudian reaksi CO2 g + 2H2O g – CO2 g + 2H2O l dengan Ξ”H3 = –88 kJ. Perhatikan nilai perubahan entalpi pada diagram tingkat energi yang diberikan di atas. Bahwa nilai Ξ”H1 = Ξ”H2 + Ξ”H3 di mana kondisi ini sesuai dengan pernyataan dalam Hukum Hess. Baca Juga Senyawa Hidrokarbon Alkana, Alkena, dan Alkuna Contoh Soal dan Pembahasan Beberapa contoh soal di bawah dapat sobat idshcool gunakan untuk menambah pemahaman bahasan di atas. Setiap contoh soal yang diberikan dilengkapi dengan pembahasannya. Sobat idschool dapat menggunakan pembahasan tersebut sebagai tolak ukur keberhasilan mengerjakan soal. Selamat Berlatih! Contoh 1 – Soal Diagram Perubahan Entalpi Reaksi Hukum Hess Perhatikan diagram entalpi reaksi berikut! Besarnya perubahan entalpi Ξ”H1 adalah ….A. +789,6 kJB. +347,6 kJC. +173,8 kJD. –394,8 kJE. –789,6 kJ Pembahasan Dari diagram perubahan entalpi reaksi yang diberikan dapat diperoleh beberapa informasi seperti beikut. 1 C s + 2O2 g β†’ 2 CO2 g Ξ”H12 2 C s + 2O2 g β†’ 2 CO g + O2 g Ξ”H2 = –221 kJ 3 CO g + O2 g β†’ 2 CO2 g Ξ”H3 = –568,6 kJ Berdasarkan Hukum Hess di mana perubahan entalpi suatu rekasi hanya bergantung keadaan awal dan akhir. Atau dapat disimpulkan bahwa . Sehingga, persamaan perubahan entalpi yang sesuai dengan grafik energi yang diberikan adalah Ξ”H1 = Ξ”H2 + Ξ”H3. Ξ”H1 = Ξ”H2 + Ξ”H3Ξ”H1 = –221 kJ + –568,6 kJ= –221 kJ – 568,6 kJ = –789 kJ Jadi, besarnya perubahan entalpi Ξ”H1 adalah –789,6 kJ. Jawaban E Contoh 2 – Soal Diagram Perubahan Entalpi Reaksi Hukum Hess Sebuah pabrik membutuhkan SO3 untuk membuat asam sulfat. Pada rentang waktu tertentu, pabrik membakar batubara yang menghasilkan 12,8 gram SO2. Kalor yang dihasilkan dari oksidasi SO2 menjadi SO3 pada rentang waktu tersebut sebesar …. Ar S = 32; O = 16A. 99 kJB. 49,5 kJC. 26,4 kJD. 24,75 kJE. 19,8 kJ Pembahasan Perubahan entalpi pada reaksi yang berjalan 2 tahap atau lebih sama dengan jumlah perubahan entalpi dari setiap tahapannya Hukum Hess. Sehingga, dari diagram perubahan entalpi reaksi yang diberikan dapat diperoleh persamaan yaitu Ξ”H = Ξ”H1 + Ξ”H2. Ξ”H = Ξ”H1 + Ξ”H2Ξ”H2 = Ξ”H – Ξ”H1 Ξ”H2 = –396 kJ + –297 kJΞ”H2 = –396 kJ – 297 kJ Ξ”H2 = –99 kJ Diperoleh perubahan entalpi Ξ”H2 = –99 kJ, tanda negatif di depan bilangan menunjukkan bahwa reaksi yang terjadi melepaskan kalor. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kalor yang dilepaskan pada reaksi SO2 g + 1/2 O2 g β†’ SO3 g adalah 99 kJ untuk 1 mol SO2. Untuk menghitung kalor yang dilepaskan pada pembakaran batubara yang menghasilkan 12,8 gram SO2 perlu dihitung mol SO2 terlebih dahulu. Perhitungan untuk mendapatkan mol SO2 diberikan seperti cara berikut. Diperoleh jumlah mol untuk 12,8 gram SO2 adalah 0,2 mol. Diketahui bahwa perubahan entalpi yang dilepaskan untuk 1 mol SO2 adalah 99 kJ. Sehingga, perubahan entalpi atau kalor yang dilepaskan untuk 12,8 gram SO2 dapat diperoleh seperti perhitungan di bawah. Jadi, kalor yang dihasilkan dari oksidasi SO2 menjadi SO3 pada rentang waktu tersebut sebesar 19,8 kJ. Jawaban E Demikianlah tadi ulasan Hukum Hess pada cara menghitung Ξ”H dari diagram perubahan entalpi reaksi. Terima kasih sudah mengunjungi idschooldotnet, semoga bermanfaat! Baca Juga Reaksi Redoks Reaksi Reduksi dan Oksidasi Berdasarkangrak tersebut, laju eksponensial Covid-19 sangat dipengaruhi oleh faktor pertumbuhan. Jika faktor ini masih. lebih besar dari 1, masyarakat harus makin waspada, karena keadaan hanya akan lebih baik ketika pertumbuhan ini mulai. kembali mendekati angka 1.

Laju Reaksi Pengertian, Faktor Yang Mempengaruhi, Dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Lengkap Konsep pembelajaran kimia merupakan konsep yang erat dengan kehidupan sehari hari. Kimia menggambarkan kehidupan sedemikian rupa sehingga terlihat lebih rinci dan beragam. Hal ini lah yang membuat para pengajar menerapkan konsep kimia ke dalam kehidupan sehari-hari dengan menghadirkannya dalam contoh-contoh sederhana. Selain itu, juga dilakukan pengenalan terhadap konsep-konsep yang sering digunakan dalam dunia luas, bahkan kebiasaan yang sederhana yang sering kita lakukan tanpa kita ketahui itu merupakan konsep kimia. Salah satu contohnya yaitu pada konsep laju reaksi dalam kimia. Dalam kimia dijelaskan bahwasanya laju reaksi adalah adalah besarnya perubahan jumlah pereaksi dan hasil reaksi per satuan waktu. Perubahan ini dapat dikatakan perubahan konsentrasi molar molaritas sehingga laju reaksi dapat dikatakan perubahan konsentrasi akhir hasil reaksi terhadap konsentrasi awal pereaksi per satuan waktu. Banyak sekali konsep laju reaksi yang kita temukan dalam kehidupan sehari-hari. Oleh karena itu, dalam makalah ini akan dijelaskan secara rinci manfaat laju reaksi dalam kehidupan sehari-hari. Pengertian Laju Reaksi Laju reaksi merupakan laju penurunan reaktan pereaksi atau laju bertambahnya produk hasil reaksi. Laju reaksi ini juga menggambarkan cepat lambatnya suatu reaksi kimia, sedangkan reaksi kimia merupakan proses mengubah suatu zat pereaksi menjadi zat baru yang disebut dengan produk. Beberapa reaksi kimia ada yang berlangsung cepat. Natrium yang dimasukkan ke dalam air akan menunjukkan reaksi hebat dan sangat cepat, begitu pula dengan petasan dan kembang api yang disulut. Bensin akan terbakar lebih cepat daripada minyak tanah. Namun, ada pula reaksi yang berjalan lambat. Proses pengaratan besi, misalnya, membutuhkan waktu sangat lama sehingga laju reaksinya lambat. Cepat lambatnya proses reaksi kimia yang berlangsung dinyatakan dengan laju reaksi. Dalam mempelajari laju reaksi digunakan besaran konsentrasi tiap satuan waktu yang dinyatakan dengan molaritas. Apakah yang dimaksud molaritas? Simak uraian berikut. Molaritas sebagai Satuan Konsentrasi dalam Laju Reaksi Molaritas menyatakan jumlah mol zat dalam 1 L larutan, sehingga molaritas yang dinotasikan dengan M, dan dirumuskan sebagai berikut. M = n/V Keterangan n = jumlah mol dalam satuan mol atau mmol V = volume dalam satuan L atau mL Manfaat Laju Reaksi dalam Kehidupan Sehari-Hari Dengan mempelajari laju reaksi kita dapat mengetahui bahwa reaksi itu dapat berlangsung dipengaruhi oleh beberapa faktor, misalnya saja luas permukaan. Jika kita mengetahui bahwa luas permukaan itu mempengaruhi laju reaksi, pasti kita akan memperkecil luas permukaan suatu zat sebelum mengolahnya. Beberapa contoh penerapan Laju Reaksi dalam kehidupan sehari hari Ibu di rumah atau pedagang bubur kacang mengiris terlebih dahulu gula merah yang akan di masukan ke dalam bubur kacang. Penduduk pedesaan membelah kayu gelondongan menjadi beberapa bagian sebelum dimasukkan ke dalam tungku perapian. Penjual gado-gado, lontong, dan pecel terlebih dulu menggerus kacang goreng sebelum dicampurkan dengan bahan lain. Dalam pembuatan kertas, bahan baku pembuat kertas digerus terlebih dahulu untuk membuat bubur kertas. Agar memperluas pemukaan bidang sentuh sehingga campuran menjadi homogen danreaksi berlangsung sempurna. Bahan baku yang sering di tambang, tersedia dalam bentuk butir-butiran kasar. Untuk mempercepat pengolahan selanjutnya, butiran-butiran tersebut dihancurkan sampai halus. Dalam pembuatan roti kita bisa menambahkan ragi yang berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat laju reaksinya. Faktor Laju Reaksi Faktor-faktor yang mempengaruhinya antara lain 1. Konsentrasi Reaktan Semakin tinggi konsentrasi reaktan, semakin banyak jumlah partikel reaktan yang bertumbukan, sehingga semakin tinggi frekuensi terjadinya tumbukan dan lajunya meningkat. Sebagai contoh, dalam reaksi korosi besi di udara, laju reaksi korosi besi lebih tinggi pada udara yang kelembabannya lebih tinggi konsentrasi reaktan H2O tinggi 2. Suhu Suhu juga turut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi. Apabila suhu pada suatu reaksi yang berlangusng dinaikkan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi semakin sering, menyebabkan laju reaksi semakin besar. Sebaliknya, apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tak aktif, sehingga laju reaksi semakin kecil. 3. Tekanan Banyak reaksi yang melibatkan pereaksi dalam wujud gas. Kelajuan dari pereaksi seperti itu juga dipengaruhi tekanan. Penambahan tekanan dengan memperkecil volume akan memperbesar konsentrasi, dengan demikian dapat memperbesar laju reaksi. 4. Keberadaan Katalis Katalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi kimia pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan atau terpakai oleh reaksi itu sendiri. Suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. Katalis memungkinkan reaksi berlangsung lebih cepat atau memungkinkan reaksi pada suhu lebih rendah akibat perubahan yang dipicunya terhadap pereaksi. Katalis menyediakan suatu jalur pilihan dengan energi aktivasi yang lebih rendah. Katalis mengurangi energi yang dibutuhkan untuk berlangsungnya reaksi. 5. Luas Permukaan Sentuh Luas permukaan sentuh memiliki peranan yang sangat penting dalam laju reaksi, sebab semakin besar luas permukaan bidang sentuh antar partikel, maka tumbukan yang terjadi semakin banyak, sehingga menyebabkan laju reaksi semakin cepat. Begitu juga, apabila semakin kecil luas permukaan bidang sentuh, maka semakin kecil tumbukan yang terjadi antar partikel, sehingga laju reaksi pun semakin kecil. Karakteristik kepingan yang direaksikan juga turut berpengaruh, yaitu semakin halus kepingan itu, maka semakin cepat waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi; sedangkan semakin kasar kepingan itu, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk bereaksi. Rumus Laju Reaksi Laju reaksi kimia bukan hanya sebuah teori, namun dapat dirumuskan secara matematis untuk memudahkan pembelajaran. Pada reaksi kimia A β†’ B, maka laju berubahnya zat A menjadi zat B ditentukan dari jumlah zat A yang bereaksi atau jumlah zat B yang terbentuk per satuan waktu. Pada saat pereaksi A berkurang, hasil reaksi B akan bertambah. Perhatikan diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi pada Gambar 3. Diagram perubahan konsentrasi pereaksi dan hasil reaksi. Berdasarkan gambar tersebut, maka rumusan laju reaksi dapat kita definisikan sebagai a. berkurangnya jumlah pereaksi konsentrasi pereaksi per satuan waktu, atau , dengan r = laju reaksi, – d[R] = berkurangnya reaktan pereaksi, dan dt = perubahan waktu. Untuk reaksi A β†’ B, laju berkurangnya zat A adalah b. bertambahnya jumlah produk konsentrasi produk per satuan waktu, atau , dengan +Ξ”[P] = bertambahnya konsentrasi produk hasil reaksi. Untuk reaksi A β†’ B, laju bertambahnya zat B adalah Bagaimana untuk reaksi yang lebih kompleks, semisal pA + qB β†’ rC. Untuk reaksi demikian, maka Dalam perbandingan tersebut, tanda + atau – tidak perlu dituliskan karena hanya menunjukkan sifat perubahan konsentrasi. Oleh karena harga dt masing-masing sama, maka perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan konsentrasi. Di sisi lain, konsentrasi berbanding lurus dengan mol serta berbanding lurus pula dengan koefisien reaksi, sehingga perbandingan laju reaksi sesuai dengan perbandingan koefisien reaksi. Perbandingan tersebut dapat dituliskan sebagai berikut. rA rB rC = p q r JURNAL PERCOBAAN LAJU REAKSI DAN PEMBAHASAN ALAT DAN BAHAN > ALAT 1. tabung reaksi 6 buah 2. rak tabung reaksi 1 buah 3. stopwatch 1 buah 4. kertas hvs 1 lembar 5. gelas beaker 100ml 2 buah 6. water bath 1 buah 7. thermometer 1 buah 8. pipet tetes 2 buah 9. neracaohaus 1 buah 10. gelas ukur 1 buah 11. alu dan mortar 1 buah 12. spatula 1 buah 13. cawan petri 1 buah 14. penjepit kayu 1 buah 15. spidol 1 buah BAHAN 1. pita magnesium 4 pcs Masing-masing 0,5 cm 2. HCl 0,1M 15 ml 3. HCl 0,5M 1 ml 4. HCl 1M 1ml 5. HCl 2M 1ml 6. HCl 3M 1ml 7. Na2S2O3 15 ml 8. NaCl 0,1M 4 tetes 9. FeCl3 0,1M 4 tetes 10. H2O2 15 ml 11. Marmer Serbuk 1 gram 12. Marmer Bongkahan 1 gram METODE KERJA Percobaan 1 No Langkah kerja Hasil pengamatan 1 Disiapkan 4 buah tabung reaksi masing-masing diberi nomor 1,2,3,4 tidak terjadi reaksi 2 dimasukan potongan pita magnesium kedalam tabung masing-masing 0,5 cm tidak terjadi reaksi 3 – Ditambahkan HCl 0,5M ke tabung 1 sebanyak 20 tetes – Ditambahkan HCl 1M ketabung 1 sebnayak 20 tetes – Ditambahkan HCl 2m ke tabung 2 sebayak 20 tetes tabung 1 pita magnesium larut pada 234s. terdapat banyak gelembung tabung 2 larut pada 104s. terdapat gelembung dan sedikit uap tabung 3 larut pada 28s. gelembung sedikit dan keluar asap tabung 4 larut pada 11s. Percobaan 2 No Langkah kerja Hasil pengamatan 1 tandai kertas hvs menggunakan spidol dengan tanda x tidak terjadi reaksi 2 dituangkan na2s203 0,1M kedalam gelas ukur sebanyak 15 ml tidak terjadi reaksi 3 dituangkan Na2S2O3 0,1M kedalam gelas beaker sebanyak 15 ml tidak terjadi reaksi 4 masukan thermometer kedalam gelas beaker untu mengukur suhu awal Na2S2O3 suhu 29oc 5 dituangkan HCl 0,1M kedalam gelas ukur sebanyak 15 ml tidak terjadi reaksi 6 Dituangkan HCl kedalam gelas beaker berisi Na2S2O3 0,1M yang berada di atas kertas yang telah ditandai Terjadi perubahan warna yaitu berwarna putih susu dan larutan berbau 7 panaskan Na2S2O3 dan HCl masing-masing 15 ml didalam water bath sampai suhu 60,50,40oc Larutan menjadi panas karena suhu meningkat setelah dipanaskan 8 dituangkan HCl dan Na2S2O3 secara bersamaan kedalam gelas beaker diatas kertas yang telah ditandai Larutan menjadi berwarna putih susu sampai tanda X tidak tampak. Pada suhu 60oC= 52s 50oC = 107s 40oC = 122s Percobaan 3 No Langkah kerja Hasil pengamatan 1 Dihaluskan marmer dengan menggunakan alu dan mortar Batu marmer menjadi halus 2 Ditimbang marmer halus sebanyak 1 gram dengan menggunakan neraca ohaus Tidak terjadi reaksi 3 Ditimbang bongkahan marmer sebanyak 1 gram dengan menggunakan neraca ohaus Tidak terjadi reaksi 4 Dituangkan HCl 2M sebanyak 5 ml kedalam gelas beaker Tidak terjadi reaksi 5 Dimasukan serbuk marmer 1 gram kedalam gelas beaker yang berisi HCl Terbentuk gelembung dalam jumlah banyak. Larutan berwarna kuning keruh. Larut pada detik ke 209 6 Dituangkan HCl 2M sebanyak 5ml kedalam gelas beaker Tidak terjadi reaksi 7 Dimasukan bongkahan marmer 1 gram kedalam gelas beaker yang berisi HCl Terbentuk gelembung dalam jumlah sedikit. Bongkahan tidak sepenuhnya larut. Berwarna keruh. Habis bereaksi pada menit ke 26, 12 detik. Percobaan 4 No Langkah kerja Hasil pengamatan 1 Dituangkan H2O2 sebanyak 5ml kedalam gelas ukur Tidak terjadi reaksi 2 Dituangkan H2O2 kedalam 3 tabung reaksi masing-masing 5 ml Tidak terjadi reaksi 3 – Tabung 1 sebagai control – Tabung 2 ditambahkan FeCl3 sebanyak 4 tetes – Tabung 3 ditambahkan NaCl 4 tetes – Tabung 1 tidak terjadi reaksi – Tabung 2 awalnya terbentuk 2 lapisan coklat tua dan bening, keluar asap, mendidih, terbentuk uap di dinding tabung, tabung panas, warna menjadi nyatu yaitu berwarna coklat muda. – Tabung 3 terbentuk gelembung dalam jumlah banyak. ANALISIS DATA A. Faktor konsentrasi terhadap laju reaksi No Reaksi Waktu s Hasil pengamatan 1 Pita Mg + 1ml HCl 0,5M 234 Gelembung banyak 2 Pita Mg + 1ml HCl 1M 104 Gelembung sedang + beruap 3 Pita Mg + 1ml HCl 2M 28 Gelembung sedikit + beruap 4 Pita Mg + 1ml HCl 3M 11 Gelembung sangat sedikit + tabung panas Reaksi Mgs + 2HClaq ————– β–Ί MgCl2aq + H2g B. Faktor suhu pada terhadap reaksi No HCl Na2S2O3 T oC Waktu s Hasil Pengamatan 1 15ml 15ml 29 170 Berwarna putih susu + berbau 2 15ml 15ml 40 122 Berwarna putih susu + berbau 3 15ml 15ml 50 107 Berwarna putih susu + berbau 4 15ml 15ml 60 52 Berwarna putih susu + berbau Na2S2O3aq + HClaq β€”β€”β€”β€”β€” β–Ί SO2g + Ss + 2NaClaq + H2O C. Pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi No Reaksi Waktu s Hasil Pengamatan 1 5 ml HCl 2M + bubuk marmer 209 Banyak gelembung + reaksi cepat 2 5ml HCl 2M + bongkahan marmer 1572 Sedikit gelembung + reaksi lambat CaCO3s + 2HClaq ————– β–Ί CaCl2s + H2Oaq + CO2g D. Pengaruh katalis terhadap laju reaksi No Reaksi Hasil Pengamatan 1 5 ml H2O2 Sebagai control 2 5ml H2O2 + 4 tetes NaCl 0,1M Gelembung banyak 3 5ml H2O2 + 4 tetes FeCl3 0,1M Pada mulanya terbentuk 2 lapisan yaitu coklat tua dan bening. Lalu menyatu menjadi coklat muda. Selain itu keluar asap, mendidih, dan tabung reaksi menjadi panas. 2 H2O2aq – FeCl3 -, 2H2O 0 + O2g 2 H2O2aq _ NaCl – 2H2Ol + 02g PEMBAHASAN Pada praktukum kali ini telah dilakukan percobaan yaitu mengenai laju reaksi. Terdapat empat faktor yang mempengaruhi laju reaksi diantaranya adalah konsentrasi, suhu, luas permukaan, dan katalis. Pada percobaan pertama dilakukan pengamatan pengaruh konsentrasi terhadap laju reaksi yaitu dilakukan dengan cara mereaksikan pita magnesium Mg dengan HCl yang konsentrasinya berbeda-beda. pada tabung 1 terdapat hcl 0,5M, pada tabung 2 terdapat HCl 1M, pada tabung 3 terdapat HCl 2M, dan pada tabung 4 terdapat HCl 3M. pada tabung 1 laju reaksi bejalan sangat lambat yaitu 234s, pada tabung kedua laju reaksi berjalan agak cepat yaitu 104s, pada tabung 3 laju reaksi berjalan cepat yaitu 28s, dan pada tabung 4 laju reaksi berjalan cepat yaitu 11s. sudah terbukti bahwa semakin ditingkatkan konsentrasi hcl, maka laju reaksi semakin berjalan dengan cepat. hal ini membuktikan bahwa konsentrasi mempengaruhi laju reaksi. jika konsentrasi suatu zat semakin besar maka laju reaksinya semakin cepat dan begitupun sebaliknya semakin kecil konsentrasi suatu zat maka laju reaksi akan berjalan lambat. suatu larutan dengan konsentrasi tinggi akan lebih pekat dan mengandung partikel yang lebih rapat sehingga akan lebih sering bertumbukan. Berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, dapat dilihat bahwa hasil pengamatan kami sesuai dengan teori dari laju reaksi yaitu semakin besar konsentrasi suatu larutan makan semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Pada percobaan kedua dilakukan percobaan pengaruh suhu terhadap laju reaksi. pencampuran hcl dengan Na2S2O3 yang berbeda-beda yaitu pada suhu ruangan 29oC dan suhu setelah dipanaskan yaitu pada suhu 40, 50, 60 oC. pada saat Na2S2O3 pada suhu 29 oC diperlukan waktu yag cukup lama sampai warna larutan berwarna putih susu yaitu 170s. ketika suhu dinaikan menjadi 40 oC waktu yag diperlukan lebih singkat yaitu 122s. kemudian suhu dinaikan lagi menjadi 50 oC waktu yang diperlukanpun lebih singkat lagi yaitu 107s. dan terakhir kita menaikan suhu menjadi 60 oC waktu yag diperlukan sangat singkat yaitu 52s. hal ini terjadi karena suhu ikut berperan dalam mempengaruhi laju reaksi apabila suhu yag berlangsung pada suatu reaksi yang berlangsung dinaikan, maka menyebabkan partikel semakin aktif bergerak, sehingga tumbukan yang terjadi lebih sering terjadi, hal itu menyebabka laju reaksi semakin cepat. sebaliknya apabila suhu diturunkan, maka partikel semakin tidak aktif, sehingga laju reaksi semakin lambat. hal ini sesuai dengan teori laju reaksi yaitu semakin tinggi suhu, maka semakin cepat laju reaksi yang terjadi. Pada percobaan ketiga dilakukan percobaan pengaruh luas permukaan terhadap laju reaksi. berdasarkan percobaan, batu marmer yang telah dihaluskan sebanyak 1 gram yang direaksikan dengan 5ml HCl 2M bereaksi lebih cepat dibandingkan dengan bongkahan marmer sebanyak 1 gram yang direaksikan dengan 5ml HCl 2M. berdasarkan teori, bubuk zat padat biasanya menghasilkan reaksi yag lebih cepat dibandingkan dengan sebuah bongkahan zat padat dengan massa yang sama, karena bubuk zat padat memiliki luas permukaan yag lebih besar. suatu zat akan bereaksi hanya jika zat tersebut bercampur dan terjadi tumbukan. tumbuka tersebut terjadi antara tumbukan luas permukaan bidang sentuh dari masing-masing molekul. semakin kecil ukuran partikel zat maka semakin luas permukaan suatu zat. jadi, semakin kecil ukuran partikel zat, maka reaksipun akan berlangsung cepat. hal ini sesuai dengan konsep laju rreaksi yaitu semakin besar luas permukaan, maka laju reaksi semakin cepat. Pada percobaan terakhir yaitu pengamatan katalis dalam laju reaksi. kalis adalah suatu zat yang mempercepat laju reaksi pada suhu tertentu, tanpa mengalami perubahan dalam reaksi itu sendiri. suatu katalis berperan dalam reaksi tapi bukan sebagai pereaksi ataupun produk. dalam percobaan kami menggunakan dua katalis yag berbeda, yaitu nac dan FeCl3. digunakan tiga tabung reaksi, tabung pertama berisi 5ml H2O2 dijadikan sebagai kontrol yang tidak diperlakukan apa-apa. pada tabung kedua yaitu 5ml H2O2 dan ditambahkan 4 tetes naclkemudian terbentuk gelembung dalam jumlah banyak dan tidak mengalami perubahan warna. pada tabung ketiga yang berisi 5ml H2O2 yang kemusian ditambhakan 4 tetes FeCl3 reaksi terjadi secara perlahan-lahan, pada awalnya terbentuk dua lapisan yaitu berwarna coklat tua dan bening kemudian keluar asap da menguap, larutan mendidih dan permukaan tabung reaksi terasa panas, warna larutanpun mulai tercampur dan terbentuk satu warna yaitu coklat muda. dari hasil pengamatan, dapat dilihat bahwa katalis yang cocok denga H2O2 adalah FeCl3. hal ini dapat terjadi karena sifat katalis seperti enzim, yaitu hanya bekerja pada senyawa tertentu. hasil pengamatan kami sesuai dengan konsep laju reaksi, yaitu katalis dapat mempengaruhi laju reaksi. Persamaan Laju Reaksi Secara umum, laju reaksi dapat dinyatakan dengan rumus Keterangan v = laju reaksi k = konstanta laju reaksi nilainya tergantung pada jenis reaktan, suhu dan katalis x = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan A y = orde atau tingkat reaksi terhadap reaktan B x + y = orde atau tingkat reaksi total / keseluruhan Harga k akan berubah jika suhu berubah. Kenaikan suhu dan penggunaan katalis umumnya akan memperbesar harga k. Orde Reaksi β€œ Orde reaksi menyatakan besarnya pengaruh konsentrasi reaktan terhadap laju reaksi. ” Orde reaksi nol. Reaksi dikatakan ber’orde nol terhadap salah satu reaktan, jika perubahan konsentrasi reaktan tersebut tidak mempengaruhi laju reaksi. Artinya, asalkan terdapat dalam jumlah tertentu; perubahan konsentrasi reaktan itu tidak mempengaruhi laju reaksi. Besarnya laju reaksi hanya dipengaruhi oleh besarnya konstanta laju reaksi k . Orde reaksi satu. Suatu reaksi dikatakan ber’orde satu terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi berbanding lurus dengan konsentrasi reaktan itu. Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan maka laju reaksinya akan menjadi 31 atau 3 kali lebih besar. Orde reaksi dua. Suatu reaksi dikatakan ber’orde dua terhadap salah satu reaktan, jika laju reaksi merupakan pangkat dua dari konsentrasi reaktan itu. Jika konsentrasi reaktan itu dilipat-tigakan, maka laju reaksi akan menjadi 32 atau 9 kali lebih besar. Teori Tumbukan Suatu zat dapat bereaksi dengan zat lain jika partikel-partikelnya saling bertumbukan. Tumbukan yang terjadi akan menghasilkan energi untuk memulai terjadinya reaksi. Terjadinya tumbukan tersebut disebabkan karena partikel-partikel zat selalu bergerak dengan arah yang tidak teratur. Tumbukan antar partikel yang bereaksi tidak selalu menghasilkan reaksi. Hanya tumbukan yang menghasilkan energi yang cukup serta arah tumbukan yang tepat, yang dapat menghasilkan reaksi. Tumbukan seperti ini disebut tumbukan yang efektif. Jadi, laju reaksi tergantung pada 3 hal Frekuensi tumbukan Energi partikel reaktan Arah tumbukan Energi minimum yang harus dimiliki oleh partikel reaktan, sehingga menghasilkan tumbukan yang efektif disebut energi pengaktifan atau energi aktivasi Ea . Semua reaksi, baik eksoterm maupun endoterm memerlukan Ea. Reaksi yang dapat berlangsung pada suhu rendah berarti memiliki Ea yang rendah. Sebaliknya, reaksi yang dapat berlangsung pada suhu yang tinggi, berarti memiliki Ea yang tinggi. Ea ditafsirkan sebagai energi penghalang barrier antara reaktan dengan produk. Reaktan harus didorong agar dapat melewati energi penghalang tersebut sehingga dapat berubah menjadi produk. Contoh Soal Laju Reaksi Pada reaksi pembentukan gas SO3 menurut reaksi 2SO2g + O2g β†’ 2SO3g, sehingga diperoleh data sebagai berikut. Tentukanlah a. Laju bertambahnya SO3 b. Laju berkurangnya SO2 c. Laju berkurangnya O2 Penyelesaian Diketahui Persamaan reaksi 2SO2g + O2g β†’ 2SO3g Data konsentrasi pada tabel. Ditanyakan a. r SO3. b. r SO2. c. r O2. Jawaban a. Ξ”[SO3] = [SO3]3 – [SO3]2 = 0,50 – 0,25 = 0,25 M Ξ”t = t3 – t2 = 40 – 20 = 20 s Jadi, laju bertambahnya SO3 sebesar 1,25 x 10–2 M/s. b. Karena koefisien SO2 = koefisien SO3, maka r SO2 = – r SO3 = – 0,0125 M/s Jadi, laju berkurangnya SO2 sebesar –1,25 x 10–2 M/s c. r O2 = – Β½ x r SO3 = – Β½ x 0,0125 = – 0,00625 M/s Jadi, laju berkurangnya O2 sebesar – 6,25 x 10–3 M/s Itulah ulasan tentang Laju Reaksi Pengertian, Faktor Yang Mempengaruhi, Dan Rumus Beserta Contoh Soalnya Lengkap Semoga apa yang diulas diatas bermanfaat bagi pembaca. Sekian dan terimakasih. Baca juga refrensi artikel terkait lainnya disini Larutan Elektrolit Pengertian, Ciri, Dan Jenis Beserta Contohnya Secara Lengkap Larutan Buffer Pengertian, Fungsi, Dan Jenis Beserta Contohnya Secara Lengkap Larutan Garam Pengertian, Ciri, Dan Sifat Beserta Contohnya Secara Lengkap Larutan Basa Pengertian, Ciri, Dan Sifat Beserta Contohnya Secara Lengkap Larutan Asam Pengertian, Ciri, Dan Sifat Beserta Contohnya Secara Lengkap Pengertian, Ciri, Dan Sifat Asam, Basa, Dan Garam Beserta Contohnya Lengkap. video bokeh Mungkin Dibawah Ini yang Kamu Cari

Perhatikandiagram siklus energi diatas : Harga perubahan entalpi 2SO(s) + O2(g)pembentukan gas SO3 berdasarkan siklus diatas adalah. .

Termokimia adalah cabang ilmu kimia yang mempelajari perubahan kalor atau panas suatu zat yang menyertai reaksi-reaksi kimia. Perubahan kalor yang terjadi pada suatu reaksi kimia dinyatakan dalam perubahan entalpi H. Ditinjau dari perubahan entalpi, reaksi kimia dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Apa itu eksoterm dan endoterm? Lihat disini Penjelasan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm ! Baca juga kenali perbedaan reaksi eksoterm dan reaksi endoterm dengan mudah Yuk kita bahas! Istilah eksoterm berasal dari bahasa Yunani, eksos luar dan term panas atau kalor, artinya terdapat kalor yang keluar dari sistem ke lingkungan. Apa yang dimaksud sistem dan lingkungan?Dalam reaksi kimia, yang termasuk sistem adalah reaktan pereaksi dan produk hasil reaksi. Contohnya pada reaksi pembentukan NaCl. HClaq + NaOHaq β†’ NaClaq + H2Ol Dari reaksi di atas, reaktannya adalah larutan HCl dan NaOH, sedangkan produknya adalah larutan NaCl dan H2O. Ingat reaktan ada di sebelah kiri tanda panah, sedangkan di sebelah kanan adalah produk. Sedangkan lingkungan adalah segala sesuatu yang ada di luar sistem yang kita amati. Pada contoh di atas yang termasuk lingkungan adalah bagian selain reaktan dan produk, misalnya udara di sekitarnya. Nah, reaksi eksoterm merupakan reaksi pembebasan kalor dari sistem ke lingkungan sehingga suhu lingkungan bertambah mengalami kenaikan, T2 > T1. Pada reaksi eksoterm, sistem yang melepaskan kalor akan mengalami penurunan energi, sehingga energi sebelum reaksi Hr akan lebih besar daripada energi setelah reaksi Hp. Diagram reaksi eksoterm digambarkan sebagai berikut. Dengan demikian, besar perubahan entalpi H akan bernilai negatif, karena Hp – Hr akan menghasilkan nilai negatif H 0. Persamaan termokimianya dapat ditulis sebagai berikut. Reaktan β†’ Produk H = + kJ Secara umum yang termasuk reaksi endoterm adalah reaksi penguraian senyawa dan pemutusan ikatan. Contoh lainnya seperti Proses pencairan dari padat menjadi cair.b. Proses penyubliman dari padat menjadi gas.c. Proses penguapan dari cair menjadi gas.d. Reaksi pelarutan urea dalam Reaksi fotosintesis. Jadi, proses perubahan wujud zat itu termasuk dalam termokimia, ada yang melepas dan menyerap kalor. Tanda panah berwarna biru menunjukkan bahwa proses perubahan wujud zat melepaskan kalor dan tergolong dalam reaksi eksoterm. Sebaliknya tanda panah berwarna merah menunjukkan proses perubahan wujud zat menyerap kalor dan tergolong dalam reaksi endoterm. Agar lebih memahami, berikut contoh soal terkait reaksi eksoterm dan reaksi endoterm. Contoh Soal 1. Beberapa persamaan reaksi kimia dalam kehidupan sehari-hari. Pasangan persamaan reaksi endoterm terjadi pada nomor … A. 1 dan 2B. 2 dan 3C. 2 dan 4D. 3 dan 4E. 4 dan 5 Jawaban A Pembahasan Nomor 1 reaksi penguraian senyawa CaCO3, Nomor 2 reaksi fotosintesis, Nomor 3 reaksi pembakaran, Nomor 4 reaksi netralisasi asam H2SO4 dan basa NaOH, Nomor 5 reaksi pembentukan CaOH2. Dari reaksi-reaksi di atas, yang termasuk dalam reaksi endoterm adalah nomor 1 dan 2. 2. Manakah proses yang bersifat endotermA. Pembakaran bensin di dalam mesin mobilB. Proses sublimasi CO2s β†’ CO2gC. Pembekuan air H2Ol β†’ H2OsD. Pengembunan air menjadi hujan di awan H2Og β†’ H2OlE. Penggunaan molekul glukosa dalam tubuh manusia untuk memperoleh energi Jawaban B Pembahasan Proses sublimasi merupakan salah satu contoh reaksi endoterm yakni menyerap kalor. Nah gimana? Makin paham kan? Sekian ya pembahasan mengenai PENJELASAN REAKSI EKSOTERM DAN REAKSI ENDOTERM BESERTA CONTOH SOAL. Semoga artikel ini bermanfaat bagi kalian, terimakasih.

u4cMHF. 58 369 5 154 171 197 128 359 64

berdasarkan diagram reaksi tersebut termasuk reaksi