Bacajuga: Definisi dan Jenis Mobilitas Sosial. Selama masih ada perbedaan, konflik tidak dapat dihindari dan selalu terjadi. Secara sederhana, ada empat jenis konflik yang sering terjadi. Berikut penjelasannya: Konflik antakelas sosial; Dalam struktur kehidupan masyarakat, terdapat kelas-kelas sosial atau disebut stratifikasi sosial. Ketika Artikel berikut ini akan membahas mengenai mobilitas sosial, konsekuensi mobilitas sosial, dampak mobilitas sosial, konflik antar kelas sosial, konflik antargenerasi. Para sosiolog melakukan penelitian mobilitas sosial untuk mendapatkan keterangan tentang keteraturan dan keluwesan struktur sosial. Para sosiolog mempunyai perhatian yang khusus terhadap kesulitan yang secara relatif dialami oleh individu dan kelompok sosial dalam mendapatkan kedudukan yang terpandang oleh masyarakat. Semakin seimbang kesempatan untuk mendapatkan kedudukan tersebut, akan semakin besar mobilitas sosial. Hal itu berarti bahwa sifat sistem lapisan masyarakat semakin terbuka. Pada masyarakat berkasta yang bersifat tertutup, hampir tidak ada gerak sosial yang bersifat vertikal karena kedudukan seseorang telah ditentukan sejak dilahirkan. Pekerjaan yang dilakukan, pendidikan yang diperoleh, dan seluruh pola-pola hidupnya telah diketahui sejak dia dilahirkan, karena struktur sosial masyarakatnya tidak memberikan peluang untuk mengadakan perubahan. Dalam sistem lapisan terbuka, semua kedudukan yang hendak dicapai diserahkan pada usaha dan kemampuan si individu. Memang benar, bahwa anak seorang pengusaha mempunyai peluang yang lebih baik dan lebih besar daripada anak seorang tukang sapu di jalan. Akan tetapi, kebudayaan di masyarakat kita tidak menutup kemungkinan bagi anak tukang sapu untuk memperoleh kedudukan yang lebih tinggi daripada kedudukannya yang dimiliki semula. Bahkan sebaliknya, sifat terbuka dalam sistem lapisan, dapat mendorong dirinya untuk mencapai kedudukan yang lebih tinggi dan lebih terpandang dalam masyarakat. Dalam masyarakat selalu ada hambatan dan kesulitan, misalnya birokrasi yang berbelit-belit, biaya, dan kepentingan yang tertanam dengan kuat. Pengaruh mobilitas sosial, baik secara horizontal maupun secara vertikal, umumnya membawa akibat-akibat tertentu yang bersifat positif maupun yang bersifat negatif terhadap pelakunya. Pengaruh positif adanya mobilitas sosial vertikal, di antaranya sebagai berikut. Keberhasilan yang dicapai seseorang, yang dilakukan melalui kerja keras, diharap kan mampu mendorong anggota masya rakat lainnya untuk meniru keberhasilan yang telah dicapai oleh orang tersebut. Suatu kedudukan yang baik, tidak diperoleh dengan mudah tetapi dengan perjuangan, keuletan, dan kerja keras. Begitu pula perlu ditanamkan perjuangan hidup untuk menyongsong hari esok yang lebih baik. Tidak sedikit orang yang berhasil karena pendidikan. Dengan pendidikan, diharapkan kedudukan seseorang menjadi lebih baik. Kebutuhan akan pentingnya pendidikan diharapkan diturunkan oleh orangtua kepada anak-anaknya dan orang lain. Kegagalan yang didapatkan bukan akhir dari segalanya, melainkan sebagai pengalaman berharga untuk bangkit kembali dengan memperbaiki setiap kesalahan yang pernah dilakukan. Keberhasilan yang dicapai sebagai mobilitas sosial vertikal, tidak selamanya membawa kebahagiaan bagi pelaku perubahan. Adakalanya hal tersebut dapat menimbulkan konflik antarkelas sosial, kelompok sosial, dan antargenerasi. Pelaku mobilitas sosial pun harus dapat menyesuaikan diri dengan kondisi yang telah dicapainya. Berikut ini konsekuensi yang mungkin timbul dari adanya mobilitas sosial. 1. Munculnya Konflik Keberhasilan yang dicapai dalam memperoleh kedudukan bagi seseorang atau kelompok, tidak mungkin tanpa adanya perasaan tidak senang dari orang atau kelompok lain. Hal itu dapat meningkatkan pertentangan antara yang berhasil mendapatkan kedudukan dengan yang tidak berhasil atau yang merasa tergeser oleh orang yang menempati kedudukan baru. Berikut ini macam-macam konflik yang mungkin terjadi dalam kehidupan sosial. a. Konflik Antarkelas Sosial Pertentangan dapat terjadi apabila seseorang dari lapisan sosial bawah menduduki posisi di lapisan menengah atau atas, kemudian kelompok lapisan sosial yang didatangi merasa terganggu, akhirnya terjadi pertentangan. Misalnya sebagai berikut. Amir anak seorang pengemudi becak berhasil menjadi pedagang yang kaya dan memiliki kedudukan yang terhormat di masyarakat. Hal yang demikian kadangkala menyebabkan ketidaksenangan dari mereka yang telah lebih dahulu berada pada lapisan menengah sehingga Amir perlu untuk meredam pertentangan dengan cara menyesuaikan diri terhadap kondisi kelas atau lapisan sosial yang baru. Pertentangan kelas dapat pula disebabkan oleh mobilitas sosial vertikal yang menurun, contohnya bapak X seorang pengusaha kaya mengalami kebangkrutan dalam usahanya. Apabila perilaku sosial bapak X sebelum bangkrut tidak diterima oleh lapisan bawah karena sombong dengan kekayaannya maka setelah bapak X berada di kelas bawah menjadi terasing di lingkungan sosialnya. Perkawinan yang terjadi pada masyarakat yang memiliki sistem sosial tertutup atau masyarakat yang memberlakukan sistem kasta. Seseorang dari kasta rendah kawin dengan orang yang berasal dari kasta lebih tinggi karena perkawinan menyebabkan kedudukannya terangkat dari sebelumnya. Hal inipun dapat menyebabkan ketidaksenangan dari lapisan masyarakat yang didatangi, dan dianggap mengotori atau mengganggu keutuhan kasta yang lebih tinggi. Karyawan di sebuah pabrik sebagai tulang punggung industri, menuntut kenaikan gaji dan fasilitas lain yang dianggap tidak dapat menjamin untuk hidup layak. Oleh karena itu, karyawan yang merupakan lapisan bawah dalam perekonomian menuntut hak yang harus diterimanya kepada pengusaha atau orangorang yang mengendali kan dan menentukan kebijaksanaan perusahaan. b. Konflik Antarkelompok Sosial Pertentangan yang terjadi pada kelompok sosial, tidak jauh berbeda dengan konflik pada kelas atau lapisan sosial. Konflik yang dilakukan oleh kelas sosial berupa orang perorangan, tetapi konflik pada kelompok sosial berupa kumpulan orang yang melakukan pertentangan. Misalnya sebagai berikut. Kelompok mayoritas apabila berada di bawah kelompok minoritas dalam menguasai perekonomian maka akan menyebabkan saling mencurigai, merasa tidak puas dengan kedudukan yang diperoleh kelompok minoritas. Keberhasilan yang dicapai oleh kelompok tertentu akan menyebab kan ketidakpuasan kelompok lain sehingga mereka menuntut persamaan hak. c. Konflik Antargenerasi Situasi sosial seperti pergaulan, pendidikan, zaman, teknologi yang dialami oleh seorang anak akan berbeda dengan situasi sosial orangtuanya. Perbedaan ini akan membawa pertentangan apabila kedudukan anak sama atau lebih tinggi daripada orangtuanya. Pertentangan ini tidak selalu terjadi dengan orangtuanya saja tetapi dapat juga dengan orang lain yang lebih tua. Misalnya Di suatu kantor seorang pemuda berusia 20 tahun memiliki kedudukan yang lebih tinggi dibanding dengan orang lain yang ada di sekelilingnya yang rata-rata berusia 45 tahun ke atas sehingga pemuda yang bersangkutan harus memimpin orangorang yang usianya jauh lebih tinggi sebagai bawahannya. Tidak sedikit di antara mereka merasa digurui oleh anak yang lebih muda. Hal ini mengakibatkan terjadinya pertentangan antargenerasi dan akan terus berlanjut apabila tidak adanya kesadaran di antara mereka untuk saling memahami sikap dan tindakan masing-masing. Nasihat yang baik tidak selalu datang dari orangtua, adakalanya nasihat datang dari anak muda. Akan tetapi, orangtua jarang menerima nasihat yang datang dari anak muda yang usianya jauh di bawah usia orangtua karena dianggap menggurui, tidak pantas, dan tidak sopan. Orangtua yang demikian memiliki sikap yang konservatif kolot tidak terbuka terhadap keadaan zaman yang telah berubah. Anak muda dengan kemampuan dan pendidikannya dapat melakukan mobilitas vertikal sehingga memiliki kedudukan yang lebih baik daripada orangtua. 2. Adaptasi terhadap Mobilitas Sosial Setiap mobilitas sosial yang telah dilakukan memerlukan penyesuaian diri agar tidak selalu terasing dengan situasi yang baru. Jika seseorang atau kelompok tidak dengan cepat menyesuaikan diri dengan situasi dari hasil mobilitas sosial tersebut, yang bersangkutan dianggap ketinggalan, lebih tepatnya disebut ketinggalan kebudayaan culture lag. Kedudukan kelas sosial yang lebih tinggi dapat saja dicapai, tetapi perilaku yang tidak sesuai dengan kedudukan atau kelas sosial yang baru sudah dilakukan? Dalam hal ini, akan lebih tepat apabila kita sebut sebagai kebudayaan adaptif yang artinya penyesuaian kebudayaan. Kebiasaan dan tindakan manusia yang dimiliki seseorang sesuai dengan kedudukan pada kelas atau lapisan sosialnya. Hal ini merupakan bagian dari kebudayaan lapisan sosial yang bersangkutan. Kebudayaan adalah keseluruhan pola lahir dan batin yang memungkinkan terjadinya hubungan sosial di antara anggota-anggota masyarakat. Kedudukan yang dicapai seseorang dapat dianggap sebagai kebudayaan baru yang harus dihadapi oleh orang yang melakukan mobilitas sosial sehingga yang bersangkutan harus menyesuaikan diri dengan meninggalkan kebudayaan lama sebelum kedudukannya berubah. Penyesuaian diri atau adaptasi terhadap kebudayaan materiil seperti benda-benda dan hasil karya manusia mudah untuk dilakukan atau dengan sendirinya akan dimiliki oleh orang yang kedudukannya meningkat. Akan tetapi, sikap, perilaku, dan ke biasaan seseorang akan sulit untuk berubah. Seseorang perlu menyesuaikan diri dengan kedudukannya tersebut dan membutuhkan waktu yang tidak sebentar untuk menyesuaikan diri. Berikut ini beberapa perubahan yang disebabkan oleh mobilitas sosial sehingga kedudukan seseorang meningkat ke jenjang yang lebih tinggi, tetapi sikap dan perilaku lambat menyesuaikan diri. Orang kaya yang bangkrut dan menjadi miskin, tetapi perilaku dan kebiasaannya seakan-akan tetap kaya. Misalnya, bapak B seorang pengusaha yang kaya mengalami kegagalan usahanya bangkrut kemudian jatuh miskin, dalam kehidupan sehari-hari selalu ingin dihormati oleh orang sekelilingnya dan masih selalu memerintah orang lain seperti kepada bawahannya. Seorang sarjana, di daerahnya sebagai pemuka masyarakat dan yang notabene selalu rasional sering dihormati oleh warga, tetapi ia sering meminta kekuatan dan nasihat dukun agar setiap orang tunduk kepadanya. Seseorang terkadang berperilaku tidak sesuai dengan kedudukannya. Hal ini hanya perilaku seperti yang dicontohkan tersebut. Perilaku orang tersebut akibatnya dianggap sebagai orang yang ketinggalan kebudayaan culture lag
Verifikasijawaban pada pertanyaan Mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Penyebab terjadinya mobilitas sosial karena adanya perbedaan sumber kehidupan masyarakat, akibatnya? melalui sumber buku, artikel, jurnal, dan blog yang ada di internet.
Jakarta - Mobilitas sosial adalah perpindahan posisi seseorang atau sekelompok orang dari lapisan sosial yang satu ke lapisan lainnya. Apa saja faktor pendorong mobilitas sosial?Menurut Soerjono Sokanto, mobilitas sosial adalah gerak dalam sebuah struktur sosial. Struktur sosial merupakan pola tertentu yang mengatur organisasi sebuah kelompok sosial, seperti dikutip dari Sosiologi 2 Suatu Kajian Kehidupan Masyarakat oleh Tim Sosiologi sosial bisa berupa peningkatan atau penurunan dalam segi status sosial dan penghasilan yang dialami individu atau seluruh anggota kelompok. Mobilitas sosial berkaitan erat dengan stratifikasi sosial. Sebab, mobilitas sosial merupakan gerak perpindahan dari satu strata sosial ke strata sosial yang Faktor StrukturalFaktor struktural merupakan jumlah relatif dari kedudukan tinggi yang bisa dan harus diisi serta kemudahan untuk memperolehnya. Contoh faktor struktural yaitu ketidakseimbangan jumlah lapangan kerja yang tersedia dibandingkan dengan jumlah pelamar struktural terdiri atasStruktur PekerjaanDalam struktur kerja terdapat kedudukan tinggi dan yang lebih rendah. Jika jumlah orang dengan kedudukan tinggi lebih banyak, maka orang dapat terpacu untuk menaikkan kedudukan sosial FertilitasTingkat kelahiran berhubungan dengan jumlah jenis pekerjaan yang mempunyai kedudukan tinggi atau rendah. Hal ini berpengaruh pada proses mobilitas sosial yang akan GandaSebuah negara dapat menerapkan sistem ekonomi ganda atau gabungan tradisional dan modern. Ekonomi ganda berdampak pada jumlah pekerjaan, baik yang berstatus tinggi maupun rendah. Kesempatan mobilitas seseorang tergantung pada keberhasilan dalam melakukan pekerjaan di bidang yang diminati dalam. Sebab, dalam masyarakat modern, kenaikan status sosial sangat dipengaruhi oleh faktor prestasi yang Faktor IndividuFaktor individu merupakan kualitas seseorang baik dari segi pendidikan, penampilan, kecakapan, hingga individu terbagi atasPerbedaan KemampuanOrang yang cakap atau memiliki kemampuan lebih punya kesempatan dalam menentukan mobilitas sosial atau keberhasilan hidup. Contoh, berbagai instansi terbaik membutuhkan sumber daya manusia dengan prestasi baik dari perguruan tinggi kenamaan dalam negeri dan luar Sikap pada MobilitasTiap orang punya sikap berbeda dalam mendorong prospek mobilitas sosialnya. Di antaranya yaitu melalui pendidikan, kebiasaan kerja, penundaan kesenangan, dan memperbaiki penampilan diri. Contoh, seorang karyawan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi dan rela mengikuti kursus untuk meningkatkan peluang karier dan berperan dalam mendorong kerja keras seseorang mencapai titik hasil dan respons yang Status SosialSetiap manusia lahir dalam status sosial yang dimiliki orang tuanya. Jika tidak puas dengan status pemberian tersebut, seseorang dapat mencari kedudukan sendiri di lapisan sosial yang lebih tinggi dengan melihat kemampuan dan jalan yang dapat ditempuh. Makin luwes sebuah struktur sosial di masyarakat, semakin mungkin seseorang mendapat kedudukan yang dicari Keadaan EkonomiKeadaan ekonomi dapat mendorong seseorang menjalani mobilitas. Contoh, orang yang tidak lagi mau hidup di lingkungan dengan keadaan ekonomi berkekurangan akan berpindah ke tempat lain, baik migrasi atau urbanisasi.5. Situasi Politik atau KeamananSituasi politik dan keadaan negara yang tidak sesuai dengan harapan, paham, atau hati nurani dapat mempengaruhi situasi keamanan dan kenyamanan seseorang bertahan di negerinya, meskipun negara tersebut memiliki sumber daya alam yang baik. Contohnya, warga yang mengungsi ke negara lain untuk mencari kehidupan yang lebih Kondisi Kependudukan DemografiFaktor kependudukan mendorong masyarakat mencari kediaman dan penghidupan yang lebih baik di tempat lain. Dengan demikian, mobilitas secara geografis tersebut dapat mendorong mobilitas Keinginan Melihat Daerah LainAdanya keinginan melihat daerah lain mendorong masyarakat untuk melangsungkan mobilitas geografis dari satu tempat ke tempat lain. Contohnya, berekreasi ke daerah tujuan Mobilitas SosialDampak mobilitas sosial secara positif adalah orang-orang akan berusaha untuk maju atau berprestasi. Mobilitas sosial juga mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik, seperti disampaikan dalam Buku Kerja Pengantar Sosiologi oleh Dra. Trisna Andayani, Ayu Febryani, dan Dedi Andiransyah, itu, dampak negatif mobilitas sosial di antaranya yaitu terjadinya konflik antar kelas, kelompok sosial, antargenerasi, suku bangsa, ras, maupun agama. Simak Video "PSI Gelar Aksi Simpatik dan Edukatif di Hari Pendidikan Nasional" [GambasVideo 20detik] twu/lus

Mobilitassosial dalam kehidupan masyarakat berpengaruh terhadap kehidupan sosial ekonomi dan budaya masyarakat. Penyebab terjadinya mobilitas sosial karena adanya perbedaan sumber kehidupan masyarakat, akibatnya? Terjadinya peruahan struktur sosial masyarakat Kemajuan sosial ekonomi masyarakat Interaksi sosial yang semakin intensif Terjadinya modernisasi masyarakat Terjadinya perpindahan

Ilustrasi dampak positif mobilitas sosial. Foto PixabaySalah satu dampak positif mobilitas sosial ialah bisa meningkatkan kualitas hidup. Mobilitas sosial merupakan perpindahan dari strata sosial satu ke strata sosial lain yang dilakukan individu maupun kelompok. Perpindahan bisa terjadi ke kelas yang lebih tinggi atau justru lebih rendah dari tidak pernah mencapai kata puas. Kendati terkesan negatif, tetapi sikap ini dapat menjadi pendorong bagi orang untuk semangat berusaha demi mendapatkan kehidupan lebih baik. Terjadinya mobilitas sosial tentu menimbulkan dampak positif maupun negatif bagi kehidupan seseorang atau kelompok tertentu. Kali ini simak lebih dulu dampak positif mobilitas sosial dalam Positif Mobilitas Sosial untuk Kehidupan yang Harus DiketahuiIlustrasi dampak positif mobilitas sosial. Foto PixabayTerdapat beberapa dampak positif mobilitas sosial bagi kehidupan masyarakat. Salah satunya adalah sebagai motivasi untuk berusaha meraih kehidupan yang lebih baik. Dalam situs disebutkan bahwa ada beberapa bentuk mobilitas sosial yaitu vertikal dan sosial vertikal memungkinkan status sosial individu atau kelompok naik maupun turun atau bisa dikatakan perpindahan status sosial yang tidak sederajat dari sebelumnya. Contoh, orang yang dulu mahasiswa, saat ini telah bekerja mobilitas sosial horizontal tidak mengubah derajat sosial seseorang dari sebelumnya. Misalnya, dokter yang berpindah kerja dari satu rumah sakit ke sebuah klinik di kota kecil. Usai mengetahui penjelasan tentang mobilitas sosial, simak pula dampak positif mobilitas sosial bagi masyarakat seperti di bawah Meningkatkan Integrasi SosialPerbedaan status sosial mengakibatkan ketimpangan dalam aktivitas sosial. Adanya mobilitas sosial membuat orang-orang yang tergabung dalam kelompok sosial tertentu dapat saling Meningkatkan Kualitas HidupMobilitas sosial juga mampu meningkatkan kualitas hidup. Sebagai contoh, meraih pendidikan tinggi, membeli kendaraan pribadi atau Motivasi bagi SeseorangMobilitas sosial dapat menjadi motivasi atau pendorong bagi seseorang untuk terus berusaha mencapai kehidupan yang lebih Tingkat Perubahan Sosial Lebih CepatKehidupan seseorang secara otomatis akan berubah seiring dengan perubahan status sosialnya. Perubahan positif akan terjadi pada sumber daya manusia yang berkualitas. Sebagai contoh, pendidikan yang baik dapat mempengaruhi pola pikir dan gaya hidup Mendorong Kesejahteraan HidupMobilitas sosial vertikal di mana seseorang mengalami kenaikan status sosial tentu memengaruhi kesejahteraan hidupnya. Kehidupan jadi lebih terjamin dan dampak positif mobilitas sosial, ternyata ada pula dampak negatifnya. Sebut saja terjadinya konflik, gangguan psikologis, sampai retaknya suatu hubungan. DN Dilansirdari Ensiklopedia, salah satu konsekuensi masyarakat yang menganut stratifikasi sosial terbuka yaitu mudahnya para anggota masyarakat untuk mencapai status sosial tertinggi dalam hidupnya. namun demikian kemudahan melakukan mobilitas sosial tersebut berdampak munculnya konflik sosial di masyarakat yang disebabkan oleh perasaan terancam Menurut Kimball Young Soekanto, 2002 249 mobilitas sosial atau gerak sosial atau social mobility adalah suatu gerak dalam struktur sosial social structure yaitu pola-pola tertentu yang mengatur organisasi suatu kelompok sosial. Struktur sosial mencakup sifat-sifat hubungan antara individu dalam kelompok dan hubungan antara individu dengan kelompoknya. Pitirim A. Sorokin Sunarto, 2004 menyebutkan bahwa mobilitas sosial menjelaskan beberapa perpindahan dari seorang individu atau objek sosial atau nilai, apapun yang diakibatkan karena kreasi atau perubahan akibat aktivitas manusia dari posisi sosial yang satu ke posisi sosial lainnya. Horton dan Hunt 1999 36 menyatakan bahwa mobilitas sosial social mobility dapat diartikan sebagai suatu gerak perpindahan dari suatu kelas sosial ke kelas sosial uraian di atas dapat disimpulkan bahwa mobilitas sosial adalah posisi sosial seseorang yang mengalami gerak atau perpindahan dari satu posisi sosial ke posisi sosial yang lain. Mobilitas sosial mudah dilaksanakan dalam masyarakat dengan sistem stratifikasi sosial terbuka dan sulit dilaksanakan dalam masyarakat berkelas sosial mobilitas sosial tidak dapat dipisahkan dengan konsep serta dimensi kriteria stratifikasi sosial. Seringkali konsep mobilitas sosial disamakan dengan konsep mobilitas penduduk population mobility. Secara konseptual, antar keduanya berbeda. Mobilitas sosial terfokus pada perpindahan status sosial, sedangkan mobilitas penduduk terkait dengan perpindahan secara geografis teritorial, baik perpindahan tempat tinggal dan atau tempat Mobilitas SosialPitirim A. Sorokin menyebut mobilitas sosial dengan istilah gerak sosial Soekanto, 2002 249. Ada dua prinsip bentuk gerak sosial meliputi gerak sosial horisontal dan gerak sosial sosial horisontal merupakan peralihan individu atau obyek-obyek sosial lainnya dari suatu kelompok sosial ke kelompok sosial lainnya yang sederajat, dan dengan gerak sosial yang horizontal tidak terjadi perubahan derajat kedudukan seseorang ataupun suatu obyek sosial. Contoh Seorang cleaning service beralih profesi menjadi office sosial vertikal dimaksudkan sebagai perpindahan individu atau obyek sosial dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan sosial lainnya yang tidak sederajat. Ada dua jenis gerak sosial vertikal, meliputi a Gerak sosial vertikal naik social climbing yaitu masuknya individu yang mempunyai kedudukan rendah ke dalam kedudukan yang lebih tinggi. Contoh Anak seorang tukang bubur yang karena ketekunannya menjadi sarjana, yang menjadikan kedudukan keluarganya menjadi terpandang dan naik karena menjadi keluarga “sarjana”; b Gerak sosial menurun social sinking mempunyai dua bentuk utama yaitu1 Turunnya kedudukan individu ke kedudukan yang lebih rendah derajatnya. Contoh Seseorang pejabat sebuah instansi yang kaya dan terhormat, tiba-tiba diketahui telah menyelewengkan uang perusahaan, akhirnya ia dipecat, harta kekayaannya disita dan ia menjadi orang miskin dan pengangguran.2 Turunnya derajat kelompok individu yang dapat berupa disintegrasi kelompok sebagai kesatuan. Contoh Sekelompok buruh yang berdemo menuntut kesejahteraan dan jaminan kerja dapat mengalami disintegrasi dengan seluruh buruh yang 2006 221-222 menyebut ada tiga tipe dasar mobilitas yaitu mobilitas antargenerasi, mobilitas struktural dan mobilitas antargenerasi intergenerational mobility merujuk pada suatu perubahan yang terjadi di antara generasi-generasi. Jika generasi sekarang anak berada pada tingkat kelas sosial lebih tinggi dari generasi sebelumnya orang tua, maka keadaan ini dinamakan mobilitas sosial ke atas upward social mobility. Sebaliknya, apabila seorang anak dalam bisnisnya mengalami kebangkrutan, lantas kemudian meminta bantuan orang tuanya, maka kondisi ini dinamakan mobilitas sosial ke bawah downward social mobility.Mobilitas struktural structural mobility merujuk pada perubahan dalam masyarakat yang menyebabkan sejumlah besar orang naik atau turun tangga kelas sosial. Pesatnya perkembangan teknologi dan globalisasi telah membuka banyak peluang untuk bermobilitas dengan menghadirkan beragam jenis pekerjaan baru. Sejumlah besar orang mengikuti pendidikan, pelatihan, kursus, pindah pekerjaan dari kerah biru ke kerah putih. Meskipun hal ini melibatkan upaya individu, namun yang melandasi mobilitas ini adalah perubahan pada struktur pekerjaan. Dengan kata lain, perubahan status seseorang bukan karena perilaku individu melainkan karena perubahan struktural dalam pertukaran exchange mobility terjadi ketika sejumlah besar besar masyarakat naik dan turun tangga kelas sosial secara seimbang, proporsi kelas- kelas sosial tetap sama. Diandaikan bahwa sebanyak satu juta orang dilatih dengan teknologi baru lalu mereka naik tingkat kelas sosial. Di sisi lain ada sekitar satu juta orang yang tergeser kelas sosialnya akibat kegagalan pengembangan perusahaan atau terkena pemutusan hubungan kerja. Diasumsikan hasil akhirnya adalah keseimbangan, dan sistem kelas pada dasarnya tetap tak Umum Mobilitas SosialDalam mempelajari mobilitas sosial, harus dipahami beberapa prinsip umum yang terdapat di dalam mobilitas itu sendiri Kanto, 2007.1. Tidak ada masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial mutlak tertutup absolutely closed social stratification di mana sama sekali tidak ada mobilitas sosial vertikal. Dalam masyarakat yang menerapkan sistem kasta sekalipun, proses mobilitas sosial vertikal pasti terjadi, hanya saja frekuensinya sangat terbatas. Misalnya turun dari kasta atas karena melakukan penyimpangan norma, atau dari kasta bawah bisa naik ke kasta yang lebih atas melalui Betapapun terbukanya sistem stratifikasi sosial tak mungkin bersifat mutlak terbuka absolutely open social stratification. Artinya, mobilitas sosial tidak dapat dilakukan sebebas-bebasnya, sedikit banyak pasti ada hambatan- hambatannya, terutama untuk mobilitas sosial vertikal Sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat cenderung bersifat relatif terbuka relatively open social stratification atau relatif tertutup relatively closed social stratification. Pada masyarakat yang satu memiliki sistem statifikasi sosial yang relatif lebih terbuka dibandingkan masyarakat lainnya, atau sebaliknya. Ini berarti bahwa fenomena terjadinya mobilitas sosial dalam masyarakat cukup Mobilitas sosial yang berlaku secara umum bagi semua tipe masyarakat tidak mungkin ada, karena setiap masyarakat cenderung memiliki ciri-ciri spesifik bagi proses mobilitas sosialnya. Hal ini bisa disebabkan karena perbedaan budaya, kondisi sosial ekonomi masyarakat dan Beragam faktor, baik sosio-kultural, ekonomi bahkan politik, cenderung memiliki pengaruh yang berbeda terhadap laju mobilitas sosial dalam masyarakat maupun Mobilitas SosialFenomena mobilitas sosial sangat kompleks, oleh karena itu baik faktor penentu maupun prosesnya juga sangat beragam. Dalam masyarakat terdapat beberapa faktor penyebab pokok mobilitas sosial, antara lain Kanto, 20071 Sifat dari sistem stratifikasi sosial dalam masyarakatPada masyarakat yang memiliki sistem stratifikasi sosial relatif terbuka akan memberi peluang meningkatnya proses mobilitas sosial vertikal naik. Sebaliknya yang relatif tertutup bisa menghambat proses mobilitas sosial vertikal naik. Sifat sistem stratifikasi sosial ini kurang berpengaruh cenderung netral terhadap proses mobilitas sosial Kondisi sosial budaya dan ekonomi masyarakata Nilai dan norma sosial yang dulunya menghambat proses mobilitas sosial secara bertahap berubah menjadi netral dan bahkan memberikan toleransi meningkatnya proses mobilitas sosial, baik vertikal maupun horisontal. Pengaruh yang cukup signifikan terlihat dari meningkatnya proses mobilitas sosial kaum perempuan, terutama di daerah pedesaan, baik di bidang pendidikan maupun Tingkat pendidikan masyarakat yang semakin maju. Merupakan salah satu faktor pendorong terciptanya masyarakat maju dan modern yang sarat dengan proses mobilitas sosial. Meningkatnya fenomena mobilitas sosial dalam masyarakat transisi dari tradisional ke modern dan masyarakat modern, pada gilirannya akan berdampak pada semakin kompleksnya struktur stratifikasi Kondisi ekonomi masyarakat. Cukup baiknya kondisi ekonomi masyarakat akan memberikan peluang yang besar terhadap laju mobilitas sosial vertikal karena sifatnya yang kumulatif. Dipihak lain, kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan, misalnya kemiskinan, cenderung memotivasi individu untuk melakukan mobilitas sosial agar bisa keluar dari lingkaran kemiskinan dalam rangka mencapai kehidupan yang lebih Kondisi lingkungan luar yang memberi peluang terjadinya mobilitas sosiala Nilai dan norma sosial yang lebih longgarb Kesempatan kerja dan peluang berusaha cukup tersediac Peluang untuk berprestasi peningkatan karier lebih besard Fasilitas umum misalnya lembaga pendidikan cukup memadaie Adaptasi antar budaya relatif mudah, baik melalui proses asimilasi budaya maupun Motivasi individu, khususnya generasi muda untuk melakukan mobilitas sosial. Hal ini ada kaitannya dengan motivasi yang cukup besar untuk melakukan perubahan, dan cenderung mulai meninggalkan sifat fatalistik pasrah pada nasib5 Tersedianya saluran mobilitas sosial, Menurut Pitirim A. Sorokin Soekanto, 2002 252-254, proses mobilitas sosial vertikal melalui saluran-saluran tadi disebut social circulation. Adapun saluran yang terpenting adalah angkatan bersenjata, lembaga-lembaga keagamaan, sekolah-sekolah, organisasi politik, organisasi ekonomi dan organisasi itu Sadiyo 1996 26-28 menyebutkan faktor-faktor yang mempengaruhi mobilitas sosial sebagai berikut1 Perubahan kondisi sosial. Struktur masyarakat dapat berubah dengan sendirinya karena adanya perubahan dari dalam maupun dari luar masyarakat. Kemajuan teknologi misalnya dapat membuka kemungkinan timbulnya mobilitas ke atas, perubahan ideologi pun juga dapat menimbulkan stratifikasi Ekspansi teritorial dan gerak populasi. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat, membuktikan ciri fleksibilitas struktur sosial dan mobilitas Pembatasan komunikasi. Situasi-situasi yang membatasi komunikasi di antara strata yang beraneka ragam itu menghalangi pertukaran pengetahuan dan pengalaman di antara mereka. Hal ini akan memperkokoh garis pembatas di antara strata yang ada, dan akan menghalangi mobilitas Pembagian kerja. Besarnya kemungkinan bagi terjadinya mobilitas, relatif dipengaruhi oleh tingkat pembagian kerja yang ada. Jika tingkat pembagian kerja tinggi dan sangat dispesialisasikan, maka mobilitas sosial akan menjadi lemah, karena mobilitas sosial akan menyulitkan individu bergerak dari satu stata ke strata lain, karena spesialisasi kerja menuntut ketrampilan Tingkat fertilitas yang berbedaTingkat kelahiran yang tinggi dari kelas-kelas yang lebih rendah membatasi anggota-anggota keluarganya meningkatkan mobilitas sosial akibat rendahnya tingkat kehidupan secara Situasi politikTidak sedikit penduduk meninggalkan negara sendiri pindah ke negara lain karena sistem politik di negaranya yang tidak mereka setujui. Misalnya pengungsi Myanmar, Kamboja, Afganistan , dan Penghambat Mobilitas SosialMasyarakat selalu berusaha untuk meningkatkan kesejahteraannya dengan mengadakan mobilitas sosial, namun usaha itu selalu ada hambatan-hambatan. Adapun berbagai faktor yang menghambat terjadinya mobilitas sosial, antara lain1 Kemiskinan dapat membatasi kesempatan bagi orang-orang untuk berkembang dan mencapai kemajuan sosial. Kemiskinan ini bukan hanya kemiskinan material, tetapi juga kemiskinan struktural, kemiskinan kultural, dan kemiskinan Perbedaan jenis kelamin dalam masyarakat berpengaruh dalam prestasi,kekuasaan, status sosial, dan kesempatan-kesempatan untuk meningkatkan derajat kehidupan. Hal ini mengakibatkan adanya perbedaan mobiltias ke atas. Dalam banyak masyarakat, pria dipandang lebih tinggi dan cenderung menjadi lebih mobil daripada Perbedaan rasial dan agama; dalam kaitan dengan status sosial, merupakan faktor penting bagi terciptanya sistem kelas tertutup atau kasta, yang tidak memungkinkan mobilitas vertikal, misalnya sistem kasta di India. Pada masyarakat yang memiliki perbedaan tajam tentang rasial, maka hanya mereka yang superior yang dianggap mampu untuk melaksanakan berbagai aktivitas sosial, sedangkan mereka yang dianggap inferior sangat dibatasi gerak Diskriminasi kelas dalam sistem kelas terbuka dapat juga menjadi perintang mobilitas ke atas seperti terbukti melalui pembatasan keanggotaan dari organisasi tertentu dalam Proses sosialisasi dalam subkultur. Kadang-kadang kelas-kelas sosial menjadi subkultur di mana seseorang berkembang sejak kecil dan mengalami proses sosialisasi, sehingga dapat menjadi pembatas mobilitas ke atas. Anak-anak dari kelas menengah misalnya diajar dan dilatih untuk menyesuaikan diri dengan kelasnya dalam peranan, harapan, nilai, dan norma yang Mobilitas SosialSadiyo 1996 28-29 menyebutkan bahwa adanya mobilitas dalam masyarakat akan menimbulkan beraneka ragam akibat atau konsekuensi dampak baik yang negatif maupun positif, seperti kemungkinan timbulnya konflik antar kelas, antar kelompok sosial, dan antar generasi serta kemungkinan terjadinya penyesuaian kembali setelah terjadinya lain yang ditimbulkan dari mobilitas sosial, baik yang secara vertikal maupun horizontal dapat memberikan akibat yang positif, baik bagi orang yang mengalami mobilitas itu sendiri maupun bagi masyarakat. Beberapa akibat yang menimbulkan dampak positif dari mobilitas sosial antara lain1 Orang-orang akan berusaha untuk berprestasi atau berusaha untuk maju. Karena adanya kesempatan atau keterbukaan untuk pindah dari lapisan bawah ke lapisan atas, mendorong orang untuk bekerja keras mencapai lapisan atau kedudukan yang lebih Mobilitas sosial akan lebih mempercepat tingkat perubahan sosial masyarakat ke arah yang lebih baik. Mobilitas sosial mendorong masyarakat mengalami perubahan sosial ke arah yang diinginkan. Perubahan dari masyarakat agraris ke masyarakat industri akan lebih cepat terjadi bila didukung oleh mobilitas sosial vertikal dalam pendidikan yang dinamis menciptakan harapan-harapan yang tidak selalu dapat dipenuhi, sehingga dapat menimbulkan ketidakpuasan dan ketida kbahagiaan. Menurut Horton dan Hunt 1999 39, ada beberapa konsekuensi negatif dari adanya mobilitas sosial vertikal yaitu1 Kecemasan akan terjadi penurunan status bila terjadi mobilitas menurun2 Ketegangan stress dalam mempelajari peran baru dari status jabatan yang Keretakan hubungan antar anggota kelompok primer, karena seseorang berpindah status yang lebih tinggi atau ke status yang lebih Meningkatnya mobilitas geografis, yang bisa saja membawa studi lain Horton dan Hunt, 1999 41; Henslin, 2006 219-221 mengemukakan bahwa mobilitas menurun berkaitan dengan banyak hal yang berkaitan dengan dampak negatif terhadap mental-emosional seseorang, seperti gangguan kesehatan, frustasi, perasaan terasing, keterpencilan sosial, hingga berdampak pada keretakan keluarga. Masalah mental akan berdampak lebih besar bila merupakan bagian stres yang terkait dengan kemiskinan. source modul belajar mandiri pppk ips sosiologi, Pembelajaran 3. Struktur Sosial, kemdikbud Globalisasiadalah proses integrasi internasional yang terjadi karena pertukaran pandangan dunia, produk, pemikiran, dan aspek-aspek kebudayaan lainnya. Kemajuan infrastruktur transportasi dan telekomunikasi, termasuk kemunculan telegraf dan Internet, merupakan faktor utama dalam globalisasi yang semakin mendorong saling ketergantungan (interdependensi) aktivitas ekonomi dan budaya. – Sudah tahu dampak negatif mobilitas sosial? Mobilitas sosial adalah suatu gerak perpindahan atau kelompok anggota masyarakat dari status sosial yang satu ke status sosial yang lainnya dalam struktur sosial masyarakat. Mobilitas sosial mempunyai kaitan yang erat dengan stratifikasi sosial karena adanya gerak pindah dari satu lapisan ke lapisan lainnya. Nah, kali ini kita akan membahas mengenai dampak negatif dari adanya mobilitas sosial yang menjadi materi sosiologi kelas 11 SMA. Adanya mobilitas sosial dalam masyarakat memberikan peluang seseorang atau kelompok untuk melakukan perpindahan. Mobilitas sosial terbagi menjadi dua jenis, yaitu mobilitas sosial terbuka dan mobilitas sosial tertutup. Yuk, kita simak penjelasan mengenai dampak negatif mobilitas sosial berikut ini, Adjarian! “Dalam kehidupan sosial budaya di masyarakat, ada tiga bentuk mobilitas sosial, yaitu mobilitas fisik, horizontal, dan vertikal.” Dampak Negatif Mobilitas Sosial Berikut beberapa dampak atau konsekuensi negarif yang sering muncul dalam mobilitas sosial, di antaranya 1. Urbanisasi Baca Juga 4 Proses dalam Mobilitas Vertikal IPSSMP kelas 8. Pengaruh interaksi sosial terhadap perkembangan kehidupan kebangsaan Halo, Sobat Zenius! Elo pernah gak menemukan kejadian di mana orang tua atau kerabat elo mengalami kenaikan jabatan di tempat kerjanya? Atau bahkan ada yang mengalami PHK putus hubungan kerja dan menjadi pengangguran? Nah, contoh kejadian tersebut akan elo pelajari lebih lanjut dalam materi mobilitas sosial pelajaran Sosiologi kelas 11. Lantas, apa yang dimaksud mobilitas sosial? Apakah hanya sebatas perpindahan jabatan dan lingkupnya hanya mengenai pekerjaan? Apa saja bentuk mobilitas sosial dan contohnya? Supaya nggak makin bingung, yuk, langsung aja kita pahami bersama penjelasan berikut ini! Ilustrasi mobilitas sosial sumber gambar Pengertian Mobilitas SosialBentuk Mobilitas SosialFaktor Pendorong Mobilitas SosialFaktor Penghambat Mobilitas SosialDampak Mobilitas Sosial Untuk memulai materi mobilitas sosial kali ini, tentu elo harus paham terlebih dahulu pengertiannya. Nah gue akan jelaskan apa yang dimaksud dengan mobilitas sosial. Kalau dilihat dari namanya, berarti ada perpindahan di sana, iya ggak sih? Mobilitas sosial memang dipandang sebagai suatu gerakan di dalam struktur sosial. Nah loh, elo udah belajar tentang struktur sosial kan? Jadi, mobilitas sosial adalah perpindahan status sosial yang dimiliki individu atau kelompok masyarakat ke status sosial lainnya. Nah, perpindahan tersebut bisa vertikal naik-turun atau horizontal sejajar. Lebih lanjut lagi akan kita bahas di bentuk dari konsep ini. Nah, sebelum berlanjut ke pembahasan bentuk mobilitas sosial, gue mau ngasih tahu ke elo kalau aplikasi Zenius bisa di-download secara gratis di Play Store, App Store, dan App Gallery, lho! Lewat aplikasi, Sobat Zenius bisa menikmati sepuasnya fitur-fitur untuk belajar, seperti video materi pembelajaran, contoh soal dan pembahasan, ZenBot yang batu elo menyelesaikan soal Fisika, Kimia, dan Matematika hingga simulasi ujian try out. Menarik, kan? Tunggu apa lagi, download sekarang dengan klik banner di bawah ini! Download Aplikasi Zenius Tingkatin hasil belajar lewat kumpulan video materi dan ribuan contoh soal di Zenius. Maksimalin persiapan elo sekarang juga! Bentuk Mobilitas Sosial Sebelumnya, gue udah menyinggung kalau dalam materi mobilitas sosial ada yang namanya mobilitas vertikal dan mobilitas horizontal. Hal itu sebagaimana disampaikan oleh seorang sosiolog berkebangsaan Rusia, Pitirim Sorokin. Namun, perlu elo ketahui juga bahwa ada 3 bentuk mobilitas lainnya, yaitu mobilitas antargenerasi, mobilitas intragenerasi, dan mobilitas geografis. Berikut penjelasan lebih lengkapnya. Mobilitas Vertikal Bentuk yang pertama adalah mobilitas vertikal. Lalu, apa yang dimaksud dengan mobilitas vertikal? Mobilitas vertikal adalah perpindahan individu atau kelompok dari suatu kedudukan sosial ke kedudukan lainnya secara tidak sejajar. Selanjutnya, mobilitas bentuk ini dibedakan menjadi dua, yaitu mobilitas vertikal naik dan mobilitas vertikal turun. Mobilitas vertikal naik social climbing ditandai dengan masuknya individu atau kelompok yang memiliki kedudukan sosial rendah ke kedudukan yang lebih tinggi. Contoh mobilitas sosial yang dipengaruhi oleh faktor konflik kelas adalah keinginan seseorang untuk melanjutkan ke jenjang perkuliahan setelah lulus SMA daripada menikah terlebih dahulu. Contoh mobilitas vertikal turun adalah seseorang yang udah kerja, namun karena masalah satu dan lain hal, sehingga ia di-PHK dan menjadi pengangguran. Mobilitas Horizontal Bentuk kedua adalah mobilitas horizontal. Lalu, apa pengertian mobilitas horizontal? Mobilitas horizontal adalah perpindahan suatu individu atau kelompok ke kelompok sosial lainnya yang sejajar atau sederajat. Jadi, nggak ada tuh yang namanya perubahan derajat kedudukan, karena derajatnya masih sama atau setara, guys. Apa contoh mobilitas sosial horizontal? Gini deh, elo pernah dengar ada bidan atau dokter yang dipindahtugaskan dari daerah perkotaan ke pedesaan atau sebaliknya nggak? Nah, bidan atau dokter tersebut mengalami mobilitas horizontal, karena tidak mengubah status atau kedudukan sosialnya. Mobilitas Antargenerasi Mobilitas antargenerasi adalah perubahan status atau kedudukan sosial antara satu individu atau kelompok dengan generasi yang berbeda. Dalam mobilitas bentuk ini, dapat terjadi gerakan naik maupun turun. Contohnya, seorang anak petani berhasil menjadi seorang dokter yang sukses dan terkenal. Hal ini menyebabkan adanya perubahan status sosial antara dua generasi, yaitu orang tua dan anaknya. Mobilitas Intragenerasi Mobilitas intragenerasi merupakan perubahan atau perpindahan status atau kedudukan dalam satu generasi yang sama. Sama seperti mobilitas antargenerasi, bentuk mobilitas ini juga bisa bergerak naik atau turun. Contohnya adalah Andi pernah menjadi seorang barista di suatu kafe dan karena keahliannya dalam meracik minuman, ia akhirnya membuka kafe sendiri dan berakhir menjadi pengusaha terkenal. Mobilitas Geografis Bentuk mobilitas yang terakhir adalah mobilitas geografis yang berarti perpindahan individu atau kelompok dari suatu daerah ke daerah yang lainnya. Hal ini dapat terjadi ketika adanya transmigrasi, urbanisasi, dan migrasi. Mobilitas bentuk ini juga dapat membuat seseorang mengalami perubahan status atau kedudukan sosial bergerak naik maupun turun. Contoh dari mobilitas geografis adalah keluarga Pak Toni melakukan transmigrasi ke Kalimantan. Setelah beberapa tahun, Pak Toni berhasil memiliki kebun kelapa sawit yang sangat luas. Oke, Sobat Zenius, setelah mempelajari pengertian serta bentuk-bentuknya, selanjutnya gue akan membahas mengenai faktor-faktor pendorong dan penghambat mobilitas sosial. Check it out! Faktor Pendorong Mobilitas Sosial Ada beberapa faktor pendorong mobilitas sosial yang perlu elo ketahui. Apa saja faktor-faktornya? Berikut penjelasannya. Situasi Politik Wah, sangat mengejutkan! Ternyata situasi politik bisa menjadi salah satu faktor pendorong mobilitas sosial. Maksudnya situasi politik itu apa sih? Contohnya adalah ketika seorang presiden atau raja yang telah memimpin selama puluhan tahun, kemudian tergantikan oleh orang lain. Tentu jajaran-jajaran dalam struktur pemerintahan tersebut juga berubah kan? Seperti seseorang yang awalnya hanya rakyat biasa, tiba-tiba naik jabatan dan berada pada struktur sosial yang lebih tinggi. Sedangkan, presiden tersebut akan menjadi rakyat biasa setelah lengser. Ekspansi Teritorial dan Perpindahan Penduduk Hmmm… istilah apa lagi ini? Ekspansi teritorial kalau diartikan adalah perluasan wilayah atau jangkauan. Ekspansi teritorial dan perpindahan penduduk yang cepat membuktikan adanya fleksibilitas struktur sosial, khususnya dalam hal stratifikasi dan mobilitas sosial. Contohnya adalah transmigrasi dan perkembangan kota. Tingkat Kelahiran Natalitas Kelahiran ternyata juga bisa menjadi faktor pendorong mobilitas sosial. Seperti apa contohnya? Coba elo bandingkan antara negara maju contoh Jepang dengan negara berkembang contoh Indonesia. Di antara kedua negara tersebut, manakah yang memiliki tingkat kelahiran tinggi? Yap, betul, Indonesia. Semakin tinggi tingkat kelahiran dari kalangan status sosial rendah, maka akan semakin sulit untuk meningkatkan kelas/status sosialnya. Kesulitan tersebut dikarenakan oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kesejahteraan pada tingkat kehidupan dengan status sosial rendah. Sedangkan, mereka yang berasal dari negara maju cenderung akan membatasi tingkat kelahiran, dengan begitu akan tercipta kevakuman sosial yang membuat mereka lebih mudah untuk melakukan mobilitas sosial. Kualitas Individu Kualitas individu dapat menjadi salah satu faktor pendorong karena biasanya individu tersebut tidak puas dengan status sosial mereka miliki. Sehingga, mereka meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan demi mencapai status dan kedudukan sosial yang lebih tinggi. Faktor Penghambat Mobilitas Sosial Selain faktor pendorong, elo juga akan mempelajari mengenai faktor penghambat mobilitas sosial. Apa aja kira-kira faktor penghambatnya? Diskriminasi Salah satu faktor penghambat terjadinya mobilitas sosial adalah diskriminasi. Elo pasti udah gak asing dong mendengar tentang istilah diskriminasi? Yap, suatu sikap yang membeda-bedakan perlakuan antara sesama anggota masyarakat. Dengan adanya diskriminasi, maka mobilitas sosial dapat terhambat. Contohnya, adanya diskriminasi dari suatu perusahaan terhadap suku, agama, atau ras tertentu. Hal ini akan menghambat mobilitas dari orang-orang yang terdiskriminasi tersebut untuk mendapatkan pekerjaan di sana. Tentu saja hal itu tidak baik karena bisa menimbulkan konflik. Stereotype Gender Faktor penghambat selanjutnya adalah gender. Misalnya, ketika ada perempuan akan melakukan pekerjaan yang mayoritas dipegang oleh kaum lelaki, kemudian ada yang bilang “ah udah lah, elo cewek gak akan bisa ngelakuin pekerjaan ini, pekerjaan ini cocoknya buat cowok”. Nah, stereotype semacam itu akan menghambat perempuan untuk bisa menempati derajat sosial yang lebih tinggi. Kemiskinan Faktor penghambat yang terakhir adalah kemiskinan. Tingkat pendidikan yang rendah akan berpengaruh kepada kualitas sumber daya manusianya. Kemampuan untuk bersaing dengan mereka yang memiliki tingkat pendidikan tinggi akan sulit dan terbatas, sehingga mobilitasnya untuk menempati status sosial yang lebih tinggi juga akan terhambat. Dampak Mobilitas Sosial Saat belajar materi mobilitas sosial, elo akan mengetahui apa saja dampak positif dan negatifnya. Berikut gue jelaskan lebih lanjutnya mengenai dampaknya. Dampak Positif Terjadinya mobilitas sosial menyebabkan adanya perubahan terhadap keadaan sosial seperti gaya hidup, pola pikir, nilai, dan norma dari masyarakat. Sehingga akan terjadi peningkatan integrasi sosial masyarakat. Mobilitas sosial dapat mempercepat terjadinya perubahan sosial yang lebih baik. Hal ini dikarenakan saat seseorang melakukan mobilitas sosial, kehidupannya akan dipengaruhi oleh lingkungan sekitar. Jadi, semakin positif lingkungan yang ditinggali semakin baik perubahan sosial yang terjadi. Dampak Negatif Mobilitas sosial dapat menimbulkan konflik antar masyarakat. Konflik yang bisa terjadi adalah adanya persaingan yang tidak sehat, penolakan, pertentangan antar individu maupun kelompok saat mereka mencoba meraih posisi sosial yang lebih terjadi mobilitas sosial, orang-orang akan berusaha untuk mencapai posisi sosial yang mereka inginkan. Hal ini bisa mempengaruhi kesehatan mental atau psikologis seseorang karena mereka merasa terlalu cemas, takut, dan gelisah akan posisi yang mereka dan orang lain miliki. Sobat Zenius, itulah rangkuman materi mobilitas sosial pelajaran Sosiologi kelas 11. Kalau elo masih bingung dan ada pertanyaan, boleh kok tanya-tanya di kolom komentar di bawah. Elo juga bisa mempelajari tentang materi ini lebih dalam lagi melalui video pembelajaran dari ZenTutor. Lewat video materi, elo bisa belajar banyak hal, ditambah ada contoh soal dan pembahasannya juga. Yuk, klik banner di bawah ini buat belajar dari sekarang! Selain itu, elo juga bisa mengasah otak dengan belajar ribuan contoh soal serta pembahasannya dari semua mata pelajaran. Elo bisa dapetin itu lewat paket Aktiva dari Zenius. Nggak cuman itu, elo juga bisa ikutan try out ujian sekolah, live class bareng tutor Zenius per minggunya, hingga akses ribuan video premium. Yuk, berlangganan paket belajar Zenius dari sekarang! Baca Juga Artikel Lainnya Materi Nilai dan Norma Sosialisasi Belajar Sosiologi Buat Apa? Originally published March 23, 2021 Updated by Ni Kadek Namiani Tiara Putri & Maulana Adieb 1Lx8t. 242 449 191 332 22 169 453 62 236

bagaimanakah bentuk konsekuensi mobilitas sosial dalam kehidupan masyarakat